Sabtu, 10 September 2011

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala karena dengan berkah dan rahmat-Nyalah penyusun dapat menulis karya tulis ini dan tidak lupa shalawat dan salam senantiasa penyusun haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shollollohu Alaihi Wasallam. Dengan rahmat berpikir yang diberikan allah kita akan dapat mengerti bahwasanya sebuah karya tulis akan bermanfaat bagi kita yang mau belajar
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Ketua Umum Lisma Untan dan semua teman-teman di UKM Lisma Untan yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan dalam bentuk fasilitas perlengkapan adminitrasi yang membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.
2. Teman-teman dalam kelompok 4 yang telah banyak membantu serta berusaha semaksimal mungkin dalam penyempurnaan isi dan tata bahasa yang di gunakan agar pembaca dapat memahami serta mengambil hikmah dari keseluruhan hasil karya tulis ini.
Tak ada gading yang tak retak, Itulah kata pepatah yang dapat menggambarkan bahwasanya tidak ada seseorang pun yang luput dari kesalahan. Begitu juga dengan karya tulis ini, penyusun yakin terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang dapat membuat karya tulis ini menjadi kurang berkenan di hati pembaca. Oleh karena itu penyusun memohon kepada pembaca untuk menyumbangkan kritik yang membangun dan saran-saran yang bermanfaat agar di suatu hari penyusun dapat membuat karya tulis lain yang jauh lebih sempurna.
Akhirnya , Penyusun berharap agar karya tulis ini dapat menjawab semua pertanyaan dan dan bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya, penyusun ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................... 3
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................... 4
D. Manfaat ...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 6
E. Teori dan Gagasan Sosiologi ....................................................... 6
F. Faktor Pengaruh Cara Pandang Emile Durkheim ....................... 7
G. Karyacipta Emile Durkheim ....................................................... 7
H. Intisari Ajaran Emile Durkheim ....................................................... 9
I. Akhir Hayat Durkheim .......................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................... 11
J. Kesimpulan ................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
David Emile Durkheim merupakan salah seorang pemikir sosiologi yang memiliki beberapa karya besar sepanjang sejarah. Durkheim dilahirkan di Épinal, Prancis, yang terletak di Lorraine pada tanggal (15 April 1858 - 15 November 1917). Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurès dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS, Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik.
Dari uraian kehidupan Emile Durkheim diatas kami tertarik untuk menelaah lebih dalam lagi pemikiran-pemikiran Durkheim selain itu kami melihat spirit minoritas yang positif yang membangun teori dan landasan yang dianut
4
oleh Emile Durkheim.maka dari itu kami berusaha menghimpun data-data yang valid dan sesuai dengan materi di atas agar kita dapat mengetahui bagaimana Emile durkheim membangun teori dalam karya-karya nya.
B.Perumusan Masalah
Dari semua penjelasan diatas, penyusun dapat merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Sosiologi menurut Emile Durkheim ?
2.Unsur-unsur apakah yang sangat mempengaruhi karya-karya Emile Durkheim ?
3.Apa sajakah karya-karya yang pernah dibuat Emile Durkheim ?
4.Gagasan apakah yang ingin disampaikan Emile Durkheim dalam semua
karyanya ?
C.Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.Mengetahui pengertian sosiologi menurut Emile Durkheim.
2. Mengetahui unsur-unsur yang paling banyak mempengaruhi karya-karya Emile
Durkheim.
3. Mengetahui karya-karya yang pernah dibuat Emile Durkheim.
4. Mengetahui gagasan yang ingin disampaikan Emile Durkheim dalam semua
karyanya.
5
D.Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjadi bahan acuan bagi pembaca untuk memperdalam pengetahuan
mengenai para pemikir besar sosiologi khususnya yang berkaitan dengan Emile
Durkhheim
2. Dari karya tulis ini para pembaca dapat membandingkan hal apakah yang
membedakan Emile Durkheim dari para pakar sosiologi lain.
6
BAB II
PEMBAHASAN
E. Teori dan Gagasan Sosiologi
Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial yang sampai sekarang dikenal dengan nama Sosiologi. Durkheim memberikan definisi sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya, Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada Emile Durkheim
7
tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
F. Faktor Pengaruh Cara Pandang Emile Durkheim
Durkheim adalah seorang sekular. kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang menganggap pendekatan Katolik dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis.
G. Karyacipta Emile Durkheim
Ketika kita telah menyebutkan kata-kata masyarakat maka kata itu tidak terlepas dari opini sosial dimana opini sosial merupakan interprestasi yang dapat menggambarkan tentang eksistensi masyarakat di suatu wilayah. Suatu opini sosial memiliki beberapa faktor pembentuknya diantaranya moralitas dan pendidikan , moralitas dapat dibentuk oleh keluarga dan lingkungan sedangkan pendidikan kata lain dari ilmu pengetahuan, menurut Emile Durkheim dalam Sociologi et Philosophy yang diterjemahkan oleh Soedjono Dirdjosisworo,“ peranan ilmu pengetahuan tidaklah berhenti setelah menunjukan pandangan yang
8
lebih jelas akan kecendrungan opini umum sebab objek utama penelitiannya adalah masyarakat bukan kondisi opini sosial”. apalagi kondisi masyarakat selalu berdinamika oleh karena itu ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam proses pendampingan opini sosial karena dengan ilmu pengetahuan dapat menganalisis faktor perubahan opini dimasyarakat.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan Durkheim).
Dalam bukunya Regles, Durkheim mengatakan bahwa suatu gejala Sosiologi, dengan memperhatikan generalisasinya dapat mempunyai dua bentuk , sebagian besar adalah bentuk „‟Umum” yang bisa dijumpai , kalau tidak dalam keseluruhan paling tidak dalam sebagian besar „‟Individu” . diantara dua batasan yang telah lebih dulu ditentukan terdapat berbagai Variasi , bentuk lainnya adalah pengecualian , Komposisi „‟Tipe Rata-rata” adalah karakteristik yang paling banyak dijumpai dalam suatu species . dengan demikian , dapat dikatakan bahwa tipe Normal adalah Tipe Rata-rata dan setiap penyimpangan dari standar adalah Abnormal. Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi
9
kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
H. Intisari Ajaran Emile Durkheim
Dalam setiap karyanya Perhatian Durkheim yang utama adalah masyarakat, karena terdapat tanda tanya besar apakah masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim lebih memusatkan perhatiannya bukan dilihat dari apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi masyarakat melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial.
Selain itu Emile Durkheim mengkategorikan sosiologi menjadi tujuh yaitu :
a. sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia
b. sosiologi agama
c. sosiologi hukum dan moral yang mencakup
organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga.
10
d. Sosiologi tentang kejahatan.
e. Sosiologi ekonomi yang mencakup unuran-unuran penelitian dan kelompok
kerja.
f. Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.
g. Dan sosiologi estetika.
Jadi jelaslah bahwa metodologis yang diperkenalkan Durkheim merupakan penguraian yang deskriptif bahwa realitas tindakan manusia berasal dari individu bukan keilahian.
I.Akhir Hayat Durkheim
Sejak meninggalnya Durkheim, konsep lingkungan hidup pribadi telah meluas dengan skala yang besar dan individualisme. Sekarang ini dalam banyak hal merupakan falsafah pembimbing bagi hubungan-hubungan antar-pribadi dalam masyarakat Barat. Ada lusinan contoh mengenai gejala ini. Pranata-pranata hukum kita semakin berorientasi ke arah penghargaan individu. Dalam pertengahan tahun 1970-an Pengadilan Tinggi Amerika Serikat menyatakan bahwa seorang wanita mempunyai hak untuk mengontrol tubuhnya sendiri dan melakukan aborsi jika ia menghendaki demikian. Di Swedia dalam tahun-tahun terakhir ini telah disahkan undang-undang yang menghukum orangtua yang melakukan hukuman badan dalam mendisiplinkan anak-anak mereka yang berarti bahwa anak-anak mempunyai hak perlindungan terhadap hukuman yang demikian itu (Popeneo, 1988). Apa yang disebut gerakan hak-hak anak-anak telah pula muncul sebagai suatu kekuatan sosial yang signifikan dalam masyarakat-masyarakat lainnya.
11
BAB III
PENUTUP
J. Kesimpulan
Dari data yang telah berhasil penyusun kumpulkan dan dari penelaahan yang mendalam, maka penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Durhkeim ketika memulai membangun teorinya beranjak dari sebuah tanda tanya yaitu bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
2. Latar belakang sekularisme memberikan Durkheim pandangan bahwa semua fenomena sosial adalah akibat dari faktor sosial atau tindakan individu masyarakat itu sendiri dan bukan berasal dari keilahian.
3. Intisari ajaran Emile Durkheim adalah Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim lebih memusatkan perhatiannya bukan dilihat dari apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi masyarakat melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial",
4. Durkheim merupakan tokoh utama yang berhasil melakukan analisis terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat dengan pendekatan ilmu
12
pengetahuan dan ia juga yang berhasil melembagakan ilmu tersebut menjadi akademis.
5. Durkheim membagi sosiologi kedalam tujuh fokus penelitian yakni :
a. Sosiologi umum
b. Sosiologi agama
c. Sosiologi hukum dan moral
d. Sosiologi tentang kejahatan.
e. Sosiologi ekonomi kerja.
f. Sosiologi Demografi
g. Sosiologi estetika.
13
Daftar Pustaka
Dirdjosisworo, Soedjono. 1991. Sosiologi dan Filsafat. Jakarta: Erlangga
http//:Wikipedia.org.co.id
Akib, Ronny.2009.Pengantar Sosiologi.Pontianak.--
Sanderson, Stephen K. 1993. Sosiologi Makro. Jakarrta: Rajawali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar